P = m.V
P = momentum (kg.m.s-1)
m = massa benda (kg)
V = kecepatan benda (m.s-1)
Dari
rumus momentum di atas dapat disimpulkan momentum suatu benda akan
semakin besar jika massa dan kecepatannya semakin bear. Ini juga berlaku
sebaliknya, semakin kecil massa atau kecepatan suatu benda maka akan
semakin kecil pula momentumnya. Ilmu fisika mengenal yang namanya hukum kekalan momentum yang berbunyi
“Momentum sebelum dan sesudah tumbukan akan selalu sama”
Misalkan
ada dua benda yang memiliki kecepatan dan massa masing-masing
bertumbukan dan setelah tumbukan masing-masing benda mempunyai
kecepatan yang berbeda maka menurut hukum kekekalan momentum
2. Impuls. Bekerjanya gaya tersebut terhadap bola
dalam waktu yang sangat singkat itulah yang disebut impuls. Lebih
sederhananya, impuls adalah perkalian gaya (F) dengan selang waktu (t).
Impuls bekerja di awal sehingga membuat sebuah benda bergerak dan
mempunyai momentum. Secara matematis impuls dapat dirumuskan
I = impuls (Nt)
F = gaya (N)
t = waktu (s)
Apa Hubungan Impul dengan Momentum?
Salah satu hukum newton mengatakan bahwa gaya yang bekerja pada suatu benda sama dengan perkalian massa dengan percepatannya.
Jika kita masukkan ke rumus I = F. Δt
I = F. Δt
I = m.a (t2-t1)
I = m v/t (t2-t1)
I = m.v1 – mv2
Jadi dapat disimupulkan bahawa”Besarnya impuls yang bekerja/dikerjakan pada suatu benda sama dengan besarnya perubahan momentum pada benda tersebut.”
3. Tumbukan. Tumbukan merupakan peristiwa bertemunya dua buah benda yang bergerak. Saat tumbukan selalau berlaku hukum kekekalan momentum tapi tidak selalu berlaku hukum kekekalan energi kinetik. Mungkin sebagian energi kinetik diubah menjadi energi panas akibat adanya tumbukan. Dikenal 3 jenis tumbukan.
1. Tumbukan Lenting Sempurna
Dua
buah benda bisa dibilang mengalami tumbukan lenting sempurna bila tidak
ada kehilangan energi kinetik ketika terjadi tumbukan. Energi kinetik
sebelum dan sesudah tumbukan sama demikian juga dengan momentum dari
sistem tersebut. Dalam tumbukan lenting sempurna secara matematis bisa
dirumuskan
V1 + V1′ = V2 + V2‘
2. Tumbukan lenting Sebagian
Dua
buah benda dikatakan mengalami tumbukan lenting sebagaian bila ada
kehilangan energi kinetik setelah tumbukan. Secara matematis kecepatan
masing-masing benda sebelum dan sesudah tumbukan dapat diliha pada rumus
berikut
eV1 + V1 = eV2 + V2
e
pada persamaan di atas adalah koefiseien retitusi yang nilainya
bergerak antara 0 sampai 1. Contoh tumbukan lenting sebagian yang pernah
sobat hitung jumpai adalah bola bekel yang jatuh dan memantul
berulang-ulang hingga akhirnya berhenti. Karena ada nilai e maka tinggi
pantulann jadi lebih rendah dari pada tinggi mula-mul. Secara matemtis
tinggi pantulna ke-n tumbukan adalah
hn = ho.e2n
3. Tumbukan tidak lenting sama sekali
Dua
buah benda dikatakan mengalami tumbukan tidak lenting sama sekali jika
setelah tumbukan kedua benda tersebut menjadi satu dan setelah tumbukan
kedua benda tersebut memiliki kecepatan yang sama. Momentum sebelum dan
sesudah tumbukan juga bernilai sama. Secara matematis dirumuskan
m1V1 + m2V2 =(m1+m2)V’
sumber: